Bagi para pecinta ular sanca, pasti melihat jenis yang satu ini akan langsung jatuh cinta. Dia adalah Leiopython albertisii atau yang dikenal dunia sebagai D'Albert's python atau dengan nama pasaran Gold Albert. Bentuknya bisa dikatakan lebih kalem, berwibawa, beda dengan spesies sanca lainnya seperti sanca kembang, sanca batik, hingga sanca bodo, yang umumnya meriah dari segi warna. Sanca Albert ini warnanya relatif seragam yakni coklat dari kepala hingga ekor, kemudian berdegradasi melintang ke bagian perut (dorsal) dengan warna kuning sangat terang hingga mendekati putih. 





Di Indonesia sendiri, penyebarannya paling banyak berada di Papua. Kemudian di Ambon dan Pulau Seram pun masih sering ditemui di alam bebas. Ular ini tentunya juga ditemui di Australia, karena pada zaman prasejarah, Papua dan Australia merupakan kawasan satu daratan. Bahkan sebelum prasejarah, masih ada daratan yang menghubungkan Papua dengan Pulau Seram dan Ambon (lihat peta). Inilah sebabnya Gold Albertisi banyak ditemukan di kawasan tersebut hingga kini.





Adapun karakter sanca Albert ini, umumnya seperti jenis Phytonidae lainnya, yang cukup tenang, soliter, dan cenderung menyergap mangsanya. Namun sanca Albert lebih tinggi kewaspadaannya ketika berada di sekitar manusia. Dia lebih awas terhadap manusia sehingga sifat tenangnya agak lebih sedikit rendah ketimbang jenis sanca lainnya. Perkembangbiakannya pun cukup baik dengan cara ovipar (bertelur), dimana si betina menjaga penuh telurnya selama sekitar 2 pekan, hingga menetas.