Sudah merupakan pengetahuan bersama, bahwa manusia adalah mahluk yang mampu hidup bekerjasama dan membangun peradaban berdasarkan kolaborasi naluri dan akalnya. Manusia dan hewan sama-sama dianugerahi kecerdasan, namun bedanya, manusia selain mampu menghindari sesuatu yang buruk juga bisa mengantisipasi keburukan. Sedangkan hewan hanya bisa menghindarinya, bermodal kecerdasan dan naluri mereka. Sementara manusia, bisa me-manage naluri dan kecerdasan mereka lewat akal.
Akal manusia inilah yang kemudian berkembang menjadi taktik, strategi, analisis, dan sebagainya. Tak ada satu pun mahluk di dunia ini selain manusia yang memiliki akal.
Maka selanjutnya, melalui pengembangan peradaban, manusia pun mengantisipasi hubungan antara satu dengan lainnya, termasuk antara mereka dengan hewan. Melalui artikel ini Exalos akan memaparkan hewan-hewan apa saja yang hidup berdampingan dengan manusia, namun memiliki potensi membahayakan hidup. Dan berikut hewan-hewan yang dimaksud, berdasarkan berbagai sumber, yakni jurnal publik Universitas Queensland, Australia, National Geographic Wild, dan catatan petualangan Steve Austin.
1. Siput Laut
Mereka hidup di laut, di kawasan pesisir hingga kedalaman sekitar lingkungan terumbu karang. Bentuk mereka dari mulai yang sebesar jempol manusia hingga seukuran betis orang dewasa. Yang berbahaya bagi manusia adalah yang berukuran besar. Sifat bisa (venom) siput-siput ini sangat berbahaya atau extremely dangerous. Dan lebih parah lagi, kemampuan bisa tersebut dalam melumpuhkan syaraf manusia, luar biasa cepat. Bahkan bila seseorang terkena sengatan cone snail di lepas pantai, bisa jadi mereka akan tewas sebelum berhasil mencapai daratan.
![]() |
Siput laut besar | Merdeka.com |
2. Ubur-ubur Api
Dikenal secara internasional sebagai Irukandji jellyfish, setiap tentakel atau tangan-tangan lentur mereka mampu mengeluarkan bisa yang mengandung unsur kejut. Sehingga mahluk apapun, termasuk kulit manusia, akan langsung tertempel di tentakel itu dan mulailah mereka menyuntikkan bisa tersebut. Bila bisa sudah tersuntik ke dalam darah, akibatnya akan menimbulkan pendarahan jenis hemorrhage di bagian otak. Bila terlambat ditangani medis, kemungkinan besar manusia akan tewas dalam waktu sekitar 1 jam. Setidaknya 50 hingga 100 orang di dunia, menjadi korban ubur-ubur api dalam setahun.
Tentakel ubur-ubur api | Surfertoday.com |
3. Ular Laut
Meski ukuran mulut ular laut relatif kecil sehingga bukaan mulutnya tidak mampu mencakup mangsa yang sangat besar, namun ketika berhasil menyuntikkan bisa ke dalam darah korbannya, potensi mematikan bisa sebesar siput laut. Bagi manusia, gigitan ular laut sering terjadi di bagian jari karena ukurannya masih bisa dijangkau mulut si ular. Kadar bisa ular laut yang paling rendah, bahkan sampai 10 kali lebih besar dari bisa ular kobra terganas di dunia. Anggap saja 15 kali dari Naja sputatrix atau kobra Jawa. Untuk beberapa spesies ular laut, ada yang kada bisa mereka hingga 70 kali dari ular kobra.
Ular laut terjaring nelayan | Mas Wull Exalos Indonesia |
4. Kalajengking
Tak seperti ular, ubur-ubur, yang beberapa spesiesnya tidak berbisa, kalajengking adalah hewan yang seluruh spesiesnya berbisa. Kadar bisa mereka pun bisa dibilang berada di tingkatan tinggi dan sangat tinggi. Tidak ada kalajengking yang berbisa rendah atau menengah. Maka ketika kalajengking sampai menyengat anak-anak, terlambat penanganan akan menyebabkan kematian. Yang paling mematikan di dunia adalah jenis Bark scorpion yang habitatnya jauh dari Indonesia, yaitu di Amerika Utara, serta jenis kalajengking hutan India.
1 Comments
Mantap
ReplyDelete