Exalos Indonesia beberapa waktu lalu gencar menekankan edukasi S3 kepada masyarakat. Tapi tunggu dulu, S3 yang dimaksud bukanlah jenjang strata pendidikan ya, melainkan sebuah kampanye lingkungan bagi masyarakat. Adapun S3 yang dimaksud menurut Ketua Exalos Indonesia, Janu W. Widodo, adalah "Supaya tidak takut (ular), supaya (rumah) tidak kemasukan (ular), dan supaya tidak salah pengobatan" yang bila diambil huruf pertama kampanye tersebut menjadi S3.
Kampanye S3 dari Exalos Indonesia tersebut bukan dibuat secara kebetulan. "Tapi karena saya fokus ke karakter ular, untuk pencegahan masuk lingkungan dan pertolongan pertama pada gigitan ular," ujar Janu. Untuk upaya pertama, yakni supaya tidak takur ular, Exalos Indonesia memberikan teknik kepada masyarakat tentang penanganan ular yang efisien, seperti tayangan di bawah ini. Sehingga apabila suatu saat harus berhadapan dengan ular, tidak harus jadi phobia apalagi sampai membunuh ular tersebut.
Untuk upaya kedua, yakni supaya rumah tidak kemasukan ular, maka yang terpenting adalah kebersihan lingkungan. Ular yang memiliki sensor perasa dan penciuman yang sangat baik, sangat menyenangi aroma atau bau-bauan yang membuatnya berburu. Seperti bau tikus, banyak cicak di rumah, dan aroma busuk lainnya dari limbah rumah tangga. Maka lawan dari kesemua itu adalah kebersihan. Ular sangat menghindari bau harum. Sehingga kebersihan rumah yang identik dengan keharuman, akan menjauhkan potensi ular masuk rumah.
Lebay
Kemudian untuk upaya ketiga yaitu supaya tidak salah pengobatan, inilah yang menjadi fokus tersendiri. Untuk upaya ini, memang memerlukan edukasi yang cukup panjang dan berkesinambungan, karena berkaitan dengan kemampuan seseorang menganalisa dan mendiagnosa gigitan ular. Dimulai dari jenis ular berbisa apa yang menggigit, hingga jenis obat yang cocok untuk menangani gejala sistematik dari gigitan ular tersebut.
Jangan sampai terjadi kesalahan penanganan, misalnya menganggap remeh gigitan ular berbisa. Kejadian yang belum lama dan mengakibatkan kematian adalah ketika seorang petugas keamanan komplek di sebuah perumahan di Tangerang Selatan digigit oleh ular weling (Bungarus candidus). Karena dianggapnya ular tersebut tidak berbisa lantaran bentuk dan coraknya yang unik, akhirnya sang satpam malang tersebut meninggal. Sebelum wafat, ketika dia digigit ular dia berkata, "Kalau kobra iya beracun, kalau ini mah ngga. Ngga sakit nih digigit."
Kemudian sebaliknya, ada pula kasus penanganan berlebihan. Kejadian di Jawa Tengah, ada seorang korban gigitan ular jenis sowo kopi (Coelognathus flavolineatus) kemudian dibawa ke Puskesmas tapi penanganannya kelewat menakutkan. Si korban mengaku disuntik serum kemudian diberi infus dan bahkan dirujuk ke rumah sakit besar untuk selanjutnya direkomendasikan opname. Padahal ular yang menggigit bukan ular berbisa. "Nah inilah peran penting Exalos, memberi edukasi dan terus mengedukasi," ungkap Janu.
0 Comments