Pagi ini EXALOS INDONESIA mendapatkan informasi adanya korban snakebite ular jenis Calloselasma rodhostoma di Madura, Jawa Timur. Menurut informasi, keterlambatan penanganan menjadi penyebab penyebaran venom (envenomous) dengan cepat. Belum sempat diterapkan pengobatan, entah tradisional atau medis, sekalipun sudah berada di salah satu pusat layanan kesehatan.
Kronologi tergigit masih belum jelas, yang pasti berada di hutan saat malam. Korban pun ditangani esok siangnya, kemudian saat tergigit tidak melaksanakan kegiatan pertolongan pertama. Faktor utama lantaran belum menerima edukasi, karena wilayah yang terpencil sehingga fungsi edukasi belum maksimal sampai ke daerah tersebut.
![]() |
Calloselasma rodhostoma atau ular beludak, ular gibug, bandotan bedor dengan telur-telurnya |
Di tempat lain, Seorang reptiler dari Karang Gede, Boyolali, Jawa Tengah meninggal dunia beberapa waktu lalu. Korban tergigit pada saat ingin mencoba ular untuk kegiatan pentas. Ketua Exalos Indonesia, Janu W. Widodo, menjelaskan, bila korban di Madura belum tersentuh edukasi, sebaliknya di Boyolali ini justru orang yang aktif memberikan edukasi. Hanya saja konsep edukasi yang dilakukan belum tepat.
"Maka dari itu marilah kita menjadikan ini sebagai sebuah pelajaran berharga. Pelajaran yang harus kita petik," ungkap Janu Widodo. Adapun beberapa pelajaran yang bisa dipetik, Janu merincikan beberapa poin:
- Maksimalkan fungsi edukasi yang tepat.
- Gunakan sosial media untuk menyebarkan ilmu pengetahuan yang kita miliki, karena sosial media bisa menjangkau sampai pelosok. Ini sebagai solusi dari jarak jauh, dengan luasnya wilayah Indonesia. Sehingga membantu rescuer yang tidak bisa meng-cover semua wilayah.
- Lakukan edukasi secara benar "JANGAN ASAL ASALAN" sehingga pada saat edukasi, bukan hanya menghabiskan waktu. Melainkan benar-benar mentrasfer ilmu yang dimiliki seutuhnya.
- Dalam pemberian edukasi jangan ada kondisi-kondisi melakukan human error misalnya memindahkan ular berbisa (secara sengaja atau tidak) menggunakan tangan kosong.
- Dalam aksi rescue jangan menunjukkan sok ahli, sehingga tidak memperdulikan keselamatan diri. Tetap gunakan alat pendukung untuk ular yang berbahaya.
- Pada saat edukasi, kurangi interaksi menggunakan ular. Perbanyak penjelasan yang rinci terkait karakter, bahaya, dan pencegahan konflik dengan ular.
- Pada saat bersih-bersih di shelter, tetap lakukan dengan kewaspadaan. Jangan melakukannya pada saat waktu sempit (mepet) atau kondisi lelah.
"Sayangi nyawa Anda, sayangi keluarga dan orang terdekat Anda dengan tidak atraksi atau free handle (FH). Karena nyawa Anda lebih baik digunakan untuk menolong sesama!" tutup Janu.
0 Comments