Setelah beberapa waktu lalu di awal bulan Januari 2023, tim rescuer Exalos Indonesia di wilayah Sragen, Jawa Tengah mendapati 42 ekor anak ular jenis kobra Jawa (Naja sputatrix) dan 8 ekor anak ular hijau buntut merah (Trimeresurus insularis) atau ular viper pohon di Surabaya, masih di Jawa Timur, 7 ekor ular jenis sanca didapati warga.

Ketujuh ekor Sanca Kembang (Malayopython reticulatus) dengan berbagai ukuran dilepasliarkan kembali ke habitatnya itu meliputi:

- 3 ekor oleh rescuer EXALOS INDONESIA regional Surabaya

- 4 ekor oleh rescuer EXALOS INDONESIA regional Madiun 

Pelepasan ini bertujuan untuk melestarikan keberadaan ular sebagai bagian dari rantai makanan, yang menunjang keseimbangan ekosistem. Tim Exalos Indonesia dalam melepasliarkan ular melihat beberapa faktor, yakni dilepaskan ke lokasi yang jauh dari pemukiman manusia. Kemudian harus ada sumber air dan makanan bagi ular tersebut dan ada predator untuk membatasi populasi. 

Serbuan ular tersebut -dari mulai kobra Jawa di Sragen hingga ular hijau dan sanca di Jawa Timur, sehubungan dengan musim hujan, dimana terjadi musim kawin pada ular dan  akhirnya bertelur. Namun kondisi diperparah dengan banyaknya lokasi habitat ular yang dijadikan hunian manusia atau kawasan perniagaan.

Seluruh ular di video di bawah ini adalah hasil penyelamatan dari pemukiman.




Adapun tentang ular hijau ekor merah (insul), yang jarang dipahami masyarakat adalah bahwa ular tersebut memiliki kemampuan berkamuflase sehingga sangat sulit terlihat keberadaannya. 




Menurut Ketua Exalos Indonesia, Janu W. Widodo, untuk berkembang biak, insul melakukannya dengan cara ovovivipar dengan jumlah anak mencapai belasan bahkan puluhan. "Ular ini berbisa tinggi. Banyak laporan korban tergigit, yang tak jarang berakibat fatal atau sampai meninggal dunia," ungkap Janu. Ular ini juga biasa disebut Gadung Luwuk.